Author: Elinus Waruwu
•Senin, April 30, 2007

PERAYAAN PASKAH OIKUMENE

KOTA SIBOLGA

Hari Minggu, 28 April 2007 di lapangan Simaremare telah berlangsung perayaan Paskah Oikumene sebagai bagian dari kegiatan Pemko Sibolga, di mana setiap tahun perayaan itu selalu dihadiri oleh Bapak Walikota Drs. Sahat P. Panggabean MM, Humas Edison Sitorus, Wakil Walikota H. Afifi Lubis SH, serta Muspida Plus Pemko Sibolga. Hadir juga Ketua BKAG, FKPA, dan DPRD Kota Sibolga. Kegiatan perayaan Paskah Oikumene tersebut diawali prosesi dengan titik kumpul di Gereja Katolik Katedral Santa Theresia jalan Katamso, sekitar pukul 12.30. Doa kegiatan prosesi dipimpin oleh Pastor Alfons Ampu Pr dan terlihat banyak jemaat/ umat turut ambil bagian bergerak bersama-sama menuju Simaremare tempat puncak perayaan paskah.

Setiba di lapangan Simaremare Tety Manurung membawakan puji-pujian, menghibur sekaligus mengajak peserta memadahkan syukur kepada Tuhan. Ibadah diawali dengan lagu Song Leader dan lagu pujian oleh pemenang I vokal solo putri. Sambil pemuda-i membawa simbol-simbol ibadah untuk diantarkan ke Altar atau panggung kehormatan, diiringi lagu instrumen Kidung Jemaat nomor 368 : 1-3 dengan hikmah.

Selanjutnya, pembacaan narasi oleh Ibu Pdt. Novalinda R. S.Th dan Bapak Pdt. D. Situmeang secara bergantian. Ada 5 simbol menarik yang ditampilkan pada perayaan itu, satu Alkitab yang berisikan tulisan diyakini bermanfaat untuk mengajar – menyatakan kesalahan – memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran, kedua Salib yang merupakan lambang kekuatan Allah di mana telah menaklukan maut, sekaligus sebagai lambang pengampunan dan pemulihan hubungan manusia dengan Allah dan sesamanya. Melalui salib Yesus menunjukan kekuatan Cinta Kasih-Nya yang begitu besar (nilai rela berkorban), ketiga Lilin sebagai terang yang mengingatkan jemaat/ umat akan keteladanan Yesus Kristus yang rela menderita – tulus berkorban untuk menjadi terang bagi sesama, keempat Bunga dan Kemenyan sebagai lambang persembahan dalam kehidupan sehari-hari yang mengharumkan nama Tuhan, kelima Telur paskah merupakan lambang perayaan paskah ibarat seekor ayam yang baru menetas, dalam hal ini diyakini sebagai kehidupan baru untuk setiap orang yang menyambut Kristus. Dalam arti Kristus yang telah bangkit.

Pelbagai acara pada perayaan Paskah Oikumene tersebut secara teratur, mulai dari pujian, menyanyikan kidung jemaat, votum, paduan suara, nyanyian madah bakti, responsoria, berita dan refleksi kebangkitan, pewartaan sabda Allah, doa syafaat, vokal group, lagu persembahan, pengutusan, doa Bapa kami, dan acara penutup ibadat yaitu berkat.

Hadir Sekolah dan Kelompok Kategorial

Dalam rangkaian acara ibadah itu, terlihat beberapa sekolah dengan pakaian dinas rapi turut serta ambil bagian, antara lain dari SMP Negeri 7, SMP Negeri 3, SMP HKBP, SMA Negeri 1, SMP Negeri 4, SMP Tri Ratna, SMK Negeri 1, SMA HKBP, SMK HKBP, dan SMP Negeri 6 kesemuanya sekolah yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga.

Cerdas juga melihat beberapa kelompok organisasi kategorial agama Kristen yang ikut hadir, antara lain BKPN – SBG, HKBP Sibolga Julu, GSJA Rawang 2, KODIM 0211/TT, GKPI Jalan Pari, GPSI Pemancar TVRI, GKP Aek Habil, Gereja Pentakosta Indonesia jalan Gambolo/ Peralihan, GTDI Sibolga, GJKI Sibolga, GKI Sumut Sibolga jalan Agus Marpaung No.5, dan BNKP Aek Habil.

Petran Koor dan Hiburan

Selain perwakilan kelompok dari setiap gereja itu, ada juga kelompok khusus Paduan Suara seperti Petra Nauli disingkat Petran binaan Pak Walikota. Salah seorang anggota Petran Koor itu, dan aktif sampai sekarang adalah Drs. Rustam Manalu (Staf Redaksi Tabloid Cerdas) dan Wakil Kepala Dinas Pendidikan Kota Sibolga.

Ketika Cerdas bertanya kepada Pak Manalu tentang kelompok Koor yang beranggotakan kaum bapak itu, beliau menjelaskan, “Yah, kelompok Koor ini ada 35 orang anggota dan semuanya kaum bapak. Ada 3 orang pembina yaitu Drs. Sahat P. Panggabean MM (Walikota), Mayor J. Purba (Kasdim), dan AKBP Hotman Silalahi, SH (Kapolresta). Ketua Petran Koor saat ini adalah Panusunan Hutabarat (Diruk PAM), sekretaris Charli Sinambela (Kabag Umum Pemko), bendahara Tarihoran (Wiraswasta), dan dirigen yang selalu setia melatih yakni Martua Manik, S.Th.

Ada juga paduan Suara Gabungan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, dan tidak kurang dari 200 orang anggota paduan Suara Ina HKBP Distrik IX. Pada Paskah Oikumene tahun 2007 itu, terlihat puluhan Pendeta hadir memimpin ibadat, dan paduan Solider atau suara khusus yang tetap berada di atas pentas sebanyak 7 orang dari Gereja Bethel Indonesia.

Selesai acara Ibadat, maka disambung dengan rangkaian acara umum. Pada sesi ini, Tety Manurung tampil menghibur dan menyanyikan beberapa lagu-lagu pujian. Pada kesempatan itu, penyanyi tersohor nasional Tety Manurung memanggil dan mengundang Pak Walikota ke pentas untuk duet atau bernyanyi bersama.

Begitulah “Tetty–Sahat” yang tampil bareng bernostalgia itu, mengundang perhatian ribuan jemaat/ umat yang berada di lapangan Simaremare Sibolga. Sudah barang tentu membuat suasana semakin meriah dan tepuk tangan para hadirin serta sorak sorai tak bisa dibendung lagi. Tety Manurung yang spesial datang dari Jakarta untuk merayakan pesta perayaan Paskah Kota Sibolga, tampil memukau dan mengubah suasana dengan luar biasa meriah.

Tety juga beraksi turun dari panggung – mengajak para hadirin (baca: penonton) bernyanyi dengan judul “Dia Itu Tuhan Kita”. Terlihat serta merta penonton berdiri dan goyang lewat lagu rohani yang dinyanyikan Tety saat itu. Ketawa, canda ria, gembira, bahagia, dan senang. Kata Tety, “Bila mau masyarakat Kota Sibolga cabut gigi, silahkan datang ke Jakarta. Tetty bersedia membantu. Dan bila giginya dicabut dua, gratis satu… tidak dibayar.” (Maaf, Cerdas juga mau bergurau dan bertanya : Bagaimana penggemar Tety, apakah anda mau opong dibuat Tety ? Bila ya, tunggu apa lagi… datanglah ke Jakarta. Semakin sering cabut gigi, maka bukan hanya gigi anda yang opong tapi kantongnya juga ikut opong…ha…ha…ha…ha…).

Pemberian Hadiah dan Drama Penyaliban

Ada 2 hal yang dilaksanakan pada rangkaian acara penutupan Perayaan Paskah Oikumene tahun 2007 itu. Pertama, pemberian hadiah berupa 1). ulos Batak bagi 11 orang Donateur Dana yang telah berjasa dalam pelaksanaan perayaan Paskah, seperti H. Afifi Lubis SH Wakil Walikota Sibolga dan yang lainnya. 2). Tropy pemenang lomba nyanyi – CTA Sekolah Minggu – Remaja Putra/ Putri. 3) Pemberian Tali Kasih bagi 49 Gereja yang sudah bergabung di BKAG sebanyak 3 orang setiap gereja.

Kedua, drama kisah sengsara Yesus dalam sejarah Alkitab/ Kitab Suci, mulai dari penjatuhan hukuman mati kepada Yesus karena tuntutan masyarakat orang Yahudi – pertemuan Yesus kepada Pilatus – peletakan mahkota duri di kepala Yesus – pemanggulan salib di mana Yesus jatuh sampai tiga kali – Veronika mengusapi wajah Yesus, sampai akhirnya Yesus dipaku di kayu salib. Sebuah tragedi yang penuh dengan adegan-adegan menyedihkan. Banyak jemaat/ umat menyaksikan penyiksaan Yesus yang tidak adil itu, menangis dan meneteskan air mata. Ingat nasihat Yesus, “Jangan tangisi Aku, tetapi tangisilah anak-anakmu dan keluargamu…

Refleksi dan Kesimpulan

Yesus yang diimani oleh orang Kristen itu, telah wafat, disiksa dan dikubur. Namun Yesus tidak menyerah dan tetap setia kepada Allah Bapa. Satu hal yang sulit diterima akal manusia, mengapa orang yang baik seperti Yesus harus menjadi kurban bagi orang fanatik dan masyarakat Yahudi yang jahat itu ? Juga, bagi kita orang-orang yang berdosa di dunia ini ? Hanya waktu yang mampu menjawab pertanyaan yang satu ini.

Hikmah dari semua peristiwa Paskah itu, bahwa siapa yang setia, dan mampu melakukan yang baik sekalipun kepada saudara hina dina (masyarakat kecil dan miskin), dialah yang selamat dan bisa menikmati ketenangan batin dan jiwa. Yesus sebagai bukti nyata, beliau menderita ditangkap-dihukum-disiksa hingga meneteskan darah dan wafat di kayu salib yang hina. Namun, apa hasil perjuangan-Nya ? Yesus mampu mengalahkan maut, setia kepada Allah Bapa, dan bangkit dimuliakan dalam kehormatan tak ternilai harganya. Beliau diperkenankan duduk di sebelah kanan Allah Bapa.

Banyak orang sehat, tidak seperti orang cacat. Namun adanya orang cacat mampu berbuat, bahkan kenyataan bisa menjadi juara diberbagai perlombaan, membuktikan kepada seluruh jemaat/ umat, bahwa kita pun bisa bangkit dari keterpurukan dan berbagai kesombongan, mari berpaskah bersama Tuhan, sebab dalam kasih-Nya, kita menemui kelimpahan dan tak berkekurangan.

Mari kita memahami tema Paskah tahun 2007 yang dikutip dalam kitab suci Roma 6 : 11, “Kamu telah mati bagi dosa tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus,” Dan ditambahkan dalam sub tema, “Dengan semangat kebangkitan Kristus, kita bangkit dari segala keterpurukan, membangun habitus baru dan mewujudnyatakan Sibolga yang aman sejahtera rukun dan indah (asri)”. Seorang Tokoh Kudus Santu Fransiskus dari Kota Asisi Italia yang sesungguhnya telah banyak berbuat baik, tetapi merasa belum cukup dibanding dengan apa yang telah dilakukan oleh Yesus itu, merasa terpanggil untuk menyuarakan kembali sebuah himbauan. Beliau mengajak sesama dan semua orang yang berkehendak baik dengan berkata, “Salam Saudara, Pace E Bene ! Mari, kita bangkit dan mulai berdamai, berbuat baik sekali lagi, karena sampai saat ini kita belum berbuat apa-apa….. ” Selamat Paskah ! *(ELINUS WARUWU/ Cerdas).

This entry was posted on Senin, April 30, 2007 and is filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: