•Jumat, Februari 04, 2011
MISA ALAM TERBUKA DI PONCAN MOALE
Pendamping Rohani P.Kristof Jansen OFMCap yang mendampingi Ordo Fransisikan Sekulir (OFS) tingkat Dewan Regio Sibolga memimpin perayaan Misa di alam terbuka (30/1) di Pulau Poncan sekitar 20 menit naik kapal dari tepi Tapian Nauli Sibolga. Pertemuan OFS itu dihadiri oleh 43 orang anggota, masing-masing dari Padangsidimpuan (9), Pinangsori (8), Pandan (8), Mela (7), dan anak-anak (11). Turut hadir dua orang suster yang selama ini menolong pendampingan OFS yakni Sr. Rufina Simanullang OSF Padangsidimpuan dan Sr.Mayella KSFL Pinangsori.
Perayaan Misa itu diawali Ibadat pagi, dan Misa meriah yang mengesankan. P.Kristof yang menyampaikan renungan mengatakan sebagai anggota OFS hendaklah selalu bahagia seperti Injil katakan. Dan bahagia versi OFS selalu didasari sikap rendah hati, lemah lembut, dan miskin. Itu berarti, sebagai anggota OFS harus siap sedia dan mau menderita demi kebenaran dalam menjalani panggilan. “Sabda berbahagia hanya dapat dilakukan bilamana mampu melakukan merendahkan hati, lemah lembut dan menyadari diri miskin di hadapan Allah.” jelas P.Kristof yang menjelaskan banyak contoh sebagai pengikut Sang Guru Bapa Santu Fransiskus dari Asissi.
Lebih jauh dikatakan, OFS yang beranggotakan awam mempunyai sasaran, yakni menerima dengan rendah hati tugas serta profesi secular beserta seluruh tuntutannya. Anggota OFS mengiblatkan seluruh kehidupannya ke dalam peresekutuan batin yang mendalam dengan Kristus. Pesan Fransiskus kepada para pengikutnya, “Orang-orang yang memiliki barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak memilikinya (bdk. 1Kor.7:29-30).
Tampak pada perayaan Misa di alam terbuka itu, para anggota OFS dilayani dalam Komuni Kudus dengan menerima dua rupa Tubuh dan Darah Kristus. Juga Pendamping Rohani memberikan berkat khusus kepada anak-anak dengan memberkati satu per satu. Inilah wujud kebersamaan yang telah memotivasi umat beriman sebagai harapan gereja masa depan.
Usai perayaan Misa, acara kebersamaan dengan bakar-bakar ikan mewarnai serba-serbi kegiatan Misa di alam terbuka tersebut. Canda tawa dan sikap bersaudara satu sama lain tampak kelihatan prakteknya. Saling bergotongroyong menyiapkan santapan makan siang bersama, hingga istirahat siang diwarnai kekeluargaan. Pendamping Rohani juga menyampaikan ceramah selama 20 menit, dan sesudahnya beberapa tanggapan serta pertanyaan dari anggota OFS sendiri.
Sesi yang selalu menarik adalah pertemuan sejenis evaluasi dan shering persaudaraan. Sr. Rufina saat mewakili Padangsidimpuan, menyampaikan kelemahan-kelamahan OFS dari kelompok yang didampinginya. Menurutnya, para anggota OFS di Padangsidimpuan selalu merindukan pertemuan bersama Pendamping Rohani. Kelompok mereka rindu untuk dimotivasi dan dikunjungi. Berbeda dengan Sr. Mayella dari Pinangsori, dia memuji kelompok OFS yang kebanyakan dilihat sudah lanjut usia, tetapi tetap semangat. Mendengar kata-kata semangat itu, seluruh peserta bertepuk tangan dan bangga. “Aku segan sekali berbicara dan duduk bersama anggota OFS kelompok Pinangsori ini, aku kan masih muda, tentu tidak wajar mengajari yang sudah tua-tua dan berpengalaman. Tetapi, aku senang bersama mereka karena selain semangat juga mengesankan sikap kesederhanaan yang melekat pada panggilan sebagai anggota OFS yang membawa damai dan kasih.” cetusnya bangga.
Ketua persaudaraan OFS Pandan Johannes Sihotang mengakui pertemuan anggota OFS di kelompoknya agak macet karena banyak anggota sibuk juga adanya yang kuliah. Dari 12 orang anggota mereka merasa sangat berarti tetapi merasa kesulitan untuk merekrut anggota OFS baru. Sementara Tika Sitanggang yang mewakili persaudaraan Mela mengusulkan dan merasa untuk memajukan OFS agar anggotanya bertambah perlu dipromosikan. Menanggapi hal itu, secara berkelakar Antonius Susanto mengatakan setuju. “Promosi panggilan sebagai anggota OFS itu perlu, misalnya membuat iklan di radio atau televisi. Saya sangat setuju…”. katanya.
Akhir dari pertemuan OFS itu ditutup dengan kata-kata dan ucapan terima kasih. Tercatat biaya transport dewasa Rp 30.000 dan anak-anak Rp 20.000. Total pengeluaran transport para anggota OFS dalam merayakan Misa di alam terbuka dikeluarkan pada pertemuan itu sebesar Rp 1.180.000 dengan sewa tikar Rp 50.000. Sukses dan berbahagia !
READ MORE - OFS Dewan Regio Santu Polykarpus Sibolga
Pendamping Rohani P.Kristof Jansen OFMCap yang mendampingi Ordo Fransisikan Sekulir (OFS) tingkat Dewan Regio Sibolga memimpin perayaan Misa di alam terbuka (30/1) di Pulau Poncan sekitar 20 menit naik kapal dari tepi Tapian Nauli Sibolga. Pertemuan OFS itu dihadiri oleh 43 orang anggota, masing-masing dari Padangsidimpuan (9), Pinangsori (8), Pandan (8), Mela (7), dan anak-anak (11). Turut hadir dua orang suster yang selama ini menolong pendampingan OFS yakni Sr. Rufina Simanullang OSF Padangsidimpuan dan Sr.Mayella KSFL Pinangsori.
Perayaan Misa itu diawali Ibadat pagi, dan Misa meriah yang mengesankan. P.Kristof yang menyampaikan renungan mengatakan sebagai anggota OFS hendaklah selalu bahagia seperti Injil katakan. Dan bahagia versi OFS selalu didasari sikap rendah hati, lemah lembut, dan miskin. Itu berarti, sebagai anggota OFS harus siap sedia dan mau menderita demi kebenaran dalam menjalani panggilan. “Sabda berbahagia hanya dapat dilakukan bilamana mampu melakukan merendahkan hati, lemah lembut dan menyadari diri miskin di hadapan Allah.” jelas P.Kristof yang menjelaskan banyak contoh sebagai pengikut Sang Guru Bapa Santu Fransiskus dari Asissi.
Lebih jauh dikatakan, OFS yang beranggotakan awam mempunyai sasaran, yakni menerima dengan rendah hati tugas serta profesi secular beserta seluruh tuntutannya. Anggota OFS mengiblatkan seluruh kehidupannya ke dalam peresekutuan batin yang mendalam dengan Kristus. Pesan Fransiskus kepada para pengikutnya, “Orang-orang yang memiliki barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak memilikinya (bdk. 1Kor.7:29-30).
Tampak pada perayaan Misa di alam terbuka itu, para anggota OFS dilayani dalam Komuni Kudus dengan menerima dua rupa Tubuh dan Darah Kristus. Juga Pendamping Rohani memberikan berkat khusus kepada anak-anak dengan memberkati satu per satu. Inilah wujud kebersamaan yang telah memotivasi umat beriman sebagai harapan gereja masa depan.
Usai perayaan Misa, acara kebersamaan dengan bakar-bakar ikan mewarnai serba-serbi kegiatan Misa di alam terbuka tersebut. Canda tawa dan sikap bersaudara satu sama lain tampak kelihatan prakteknya. Saling bergotongroyong menyiapkan santapan makan siang bersama, hingga istirahat siang diwarnai kekeluargaan. Pendamping Rohani juga menyampaikan ceramah selama 20 menit, dan sesudahnya beberapa tanggapan serta pertanyaan dari anggota OFS sendiri.
Sesi yang selalu menarik adalah pertemuan sejenis evaluasi dan shering persaudaraan. Sr. Rufina saat mewakili Padangsidimpuan, menyampaikan kelemahan-kelamahan OFS dari kelompok yang didampinginya. Menurutnya, para anggota OFS di Padangsidimpuan selalu merindukan pertemuan bersama Pendamping Rohani. Kelompok mereka rindu untuk dimotivasi dan dikunjungi. Berbeda dengan Sr. Mayella dari Pinangsori, dia memuji kelompok OFS yang kebanyakan dilihat sudah lanjut usia, tetapi tetap semangat. Mendengar kata-kata semangat itu, seluruh peserta bertepuk tangan dan bangga. “Aku segan sekali berbicara dan duduk bersama anggota OFS kelompok Pinangsori ini, aku kan masih muda, tentu tidak wajar mengajari yang sudah tua-tua dan berpengalaman. Tetapi, aku senang bersama mereka karena selain semangat juga mengesankan sikap kesederhanaan yang melekat pada panggilan sebagai anggota OFS yang membawa damai dan kasih.” cetusnya bangga.
Ketua persaudaraan OFS Pandan Johannes Sihotang mengakui pertemuan anggota OFS di kelompoknya agak macet karena banyak anggota sibuk juga adanya yang kuliah. Dari 12 orang anggota mereka merasa sangat berarti tetapi merasa kesulitan untuk merekrut anggota OFS baru. Sementara Tika Sitanggang yang mewakili persaudaraan Mela mengusulkan dan merasa untuk memajukan OFS agar anggotanya bertambah perlu dipromosikan. Menanggapi hal itu, secara berkelakar Antonius Susanto mengatakan setuju. “Promosi panggilan sebagai anggota OFS itu perlu, misalnya membuat iklan di radio atau televisi. Saya sangat setuju…”. katanya.
Akhir dari pertemuan OFS itu ditutup dengan kata-kata dan ucapan terima kasih. Tercatat biaya transport dewasa Rp 30.000 dan anak-anak Rp 20.000. Total pengeluaran transport para anggota OFS dalam merayakan Misa di alam terbuka dikeluarkan pada pertemuan itu sebesar Rp 1.180.000 dengan sewa tikar Rp 50.000. Sukses dan berbahagia !